DIALOG BERITA, Kisaran, 27 Oktober 2025 — Proyek rehabilitasi dan pengecatan Stadion Mutiara Kisaran milik Pemerintah Kabupaten Asahan senilai Rp1,2 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2024 menuai sorotan tajam. Meski tampak megah dari sisi depan, kondisi fisik stadion dan taman sekitarnya menunjukkan tanda-tanda ketidakterawatan dan dugaan pelaksanaan asal jadi.
Pantauan wartawan di lokasi menunjukkan bahwa bagian samping dan belakang stadion mengalami kerusakan dini. Cat dinding mulai terkelupas, permukaan dipenuhi lumut, dan terdapat coretan yang belum dibersihkan. Empat titik jendela ditutup menggunakan seng bekas, bahkan beberapa keping seng sudah hilang. Area taman di sekitar stadion tampak tidak terawat, dipenuhi ilalang dan semak belukar. Kondisi ini sangat kontras dengan nilai anggaran yang digelontorkan melalui APBD.
Ironisnya, area yang sebelumnya difungsikan sebagai taman bermain anak kini berubah menjadi tempat berkumpul remaja jalanan. Warga sekitar menduga lokasi tersebut rawan digunakan untuk aktivitas negatif seperti penyalahgunaan narkoba dan pertemuan yang tidak semestinya. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan fungsi ruang publik yang seharusnya menjadi sarana rekreasi masyarakat.
Upaya konfirmasi kepada Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Asahan, Drs. H. Witoyo, MM, dan Kepala Bidang Olahraga, Taufik, belum membuahkan hasil. Namun demikian redaksi tetap membuka ruang, jika pihak Disporapar melakukan klarifikasi atas temuan wartawan dialogberita.com di lapangan.
Sejumlah anggaran Disporapar Asahan tahun 2024 juga disorot publik karena dinilai berpotensi rawan penyimpangan. Selain rehabilitasi Stadion Mutiara Kisaran sebesar Rp1,2 miliar, tercatat pengadaan perlengkapan dan peralatan sepak bola senilai Rp200 juta, pengadaan sarana olahraga bola voli berupa seragam, bola, net, dan alat pendukung lainnya sebesar Rp150 juta, serta pengadaan peralatan sepak takraw sebesar Rp100 juta. Disporapar juga menganggarkan Rp100 juta untuk pengadaan catur dan jam catur, serta Rp80 juta untuk pengelolaan kolam renang milik Pemkab Asahan.
Informasi yang diterima menyebutkan bahwa kolam renang tersebut tidak terawat, dipenuhi lumut, dan jarang digunakan. Sementara itu, proyek lanjutan pembangunan Gedung Olahraga Pemkab Asahan yang dianggarkan sebesar Rp5 miliar melalui Dinas PUTR untuk tahun 2025 diduga mangkrak, menyusul proyek serupa senilai Rp3,4 miliar yang telah dianggarkan pada tahun sebelumnya.
Hingga berita ini ditulis, pihak Disporapar belum memberikan klarifikasi resmi atas berbagai temuan tersebut. Publik berharap Pemkab Asahan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan proyek-proyek yang bersumber dari APBD, demi menjamin transparansi, akuntabilitas, dan manfaat nyata bagi masyarakat. (Red)
