DIALOG BERITA – Opini publik selalu hadir, datang silih berganti. Ada yang memberi semangat, ada pula yang menyuarakan kegelisahan. Di tengah dinamika itu, MBG tetap hadir sebagai ikhtiar bersama untuk menjaga arah pembangunan bangsa.
Ibarat sebuah kapal besar yang berlayar di tengah samudra, ombak memang bisa mengguncang. Namun, arah dan tujuan tetap perlu dijaga. MBG menjadi kompas yang memastikan langkah pembangunan tidak kehilangan haluan.
MBG: Penjaga Arah Perjalanan
MBG hadir bukan sebagai beban, melainkan sebagai panduan yang menjaga keterpaduan BGN. Dengan adanya MBG, berbagai program tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan saling melengkapi dalam satu kesatuan yang terarah.
Presiden Prabowo Subianto, dalam pidatonya pada 29 September 2025, menyampaikan dengan jernih:
“Ada kekurangan? Ada. Tetapi manfaatnya sangat besar. Dalam 11 bulan pelaksanaan, MBG telah menjangkau hampir 30 juta penerima manfaat dan menyelamatkan sekitar Rp300 triliun dari beban sosial”
Beliau juga menekankan bahwa persentase kendala yang tercatat sekitar 0,0017 persen dari seluruh distribusi pangan. Angka tersebut tersimpul kecil bila disandingkan dengan luasnya keberhasilan yang telah diraih.
Menyikapi dengan Tenang dan Perbaikan
Tantangan di lapangan memang ada, baik berupa kendala teknis maupun kebutuhan peningkatan kapasitas. Namun setiap tantangan selalu diiringi dengan upaya perbaikan.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa Presiden telah memberi arahan nyata untuk memperkuat mutu pelaksanaan:
“SPPG harus dilengkapi koki terlatih, alat rapid test, sterilisasi food tray, filter air, dan CCTV yang terhubung ke pusat pengawasan”
Arahan tersebut menunjukkan bahwa setiap kekurangan direspons dengan langkah konkret yang memperbaiki kualitas layanan ke depan.
Kritik yang Menumbuhkan
Kritik dan masukan dari masyarakat menjadi bahan penting untuk pertumbuhan MBG. Setiap masukan dipandang sebagai vitamin yang menyehatkan sistem. Dengan begitu, perbaikan tidak hanya sekadar reaktif, melainkan menjadi proses belajar yang terus-menerus.
Dadan Hindayana menjelaskan bahwa MBG bersifat inklusif, menyentuh banyak pihak: anak usia dini, pelajar, ibu hamil, hingga ibu menyusui. Program ini bukan hanya soal bantuan pangan, tetapi juga penggerak ekonomi lokal.
“Kasus-kasus yang terjadi umumnya dialami SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan pengalaman. Ini adalah proses belajar yang sedang kami kawal ketat” (Laporan Kepala BGN kepada Presiden, 29 September 2025)
Kini, lebih dari 9.600 SPPG telah melayani lebih dari 31 juta penerima manfaat. Capaian ini merupakan buah dari kerja bersama dan komitmen yang terus disempurnakan.
MBG sebagai Penyangga Harapan
MBG memiliki makna besar dalam pembangunan bangsa:
- Menjaga arah yang konsisten – MBG menjadi peta jalan bersama, memastikan langkah tiap daerah tetap selaras.
- Membawa keterbukaan – Dengan data yang jelas, masyarakat dapat melihat perkembangan dengan lebih tenang dan objektif.
- Mendorong perbaikan berkelanjutan – Setiap kelemahan dipandang sebagai peluang untuk memperkuat langkah berikutnya.
Seperti seorang pendaki yang membawa peta, MBG memastikan perjalanan tetap menuju puncak, meski jalannya menanjak.
Menatap Masa Depan dengan Kebersamaan
Pesan utama MBG adalah kebersamaan. Seperti yang diingatkan Presiden Prabowo:
“Harus waspada, jangan sampai ini dipolitisasi. Tujuan makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan”
Dengan semangat itu, fokus ke depan bukanlah pada kelemahan semata, melainkan pada upaya memperkuat setiap langkah agar manfaat semakin terasa.
Melangkah Lebih Baik
Bangsa yang dewasa adalah bangsa yang terus memperbaiki diri. MBG adalah wujud kedewasaan itu—simbol keberanian untuk belajar, menerima masukan, dan berbenah demi masa depan.
Kritik dapat menjadi bara atau cahaya. Bila dikelola dengan tenang, ia akan menjadi api unggun yang menghangatkan dan memberi terang.
Mari bersama-sama menjaga dan memperkuat MBG, agar generasi mendatang mewarisi sistem yang lebih baik, lebih adil, dan lebih siap menghadapi tantangan. Menjaga MBG berarti menjaga arah perjalanan bangsa dengan hati teduh dan semangat kebersamaan. (**)