DIALOG BERITA, Kisaran – Aksi spontan sekelompok ibu-ibu pengajian mengguncang Kota Kisaran, Selasa (28/10/2025) siang, dengan menutup paksa dan merusak dua lokasi permainan ketangkasan (game zone) yang diduga menjadi tempat praktik perjudian. Aksi ini berlangsung di Jalan Diponegoro dan Jalan R.A. Kartini, dipicu keresahan terhadap maraknya aktivitas tembak ikan dan mesin slot yang dinilai merusak sendi-sendi sosial dan ekonomi masyarakat.

Massa datang berboncengan menggunakan sepeda motor, membawa megafon, dan langsung menggeruduk lokasi pertama di Jalan Diponegoro sekitar pukul 13.30 WIB. Di sana, mereka menghancurkan mesin tembak ikan dan slot, bahkan membuangnya ke jalan. Warga sekitar sempat berkerumun menyaksikan kondisi mesin yang hancur berserakan.
Aksi berlanjut ke lokasi kedua di Jalan R.A. Kartini. Di sini, massa sempat tertahan karena penjaga menutup pintu ruko. Namun, karena banyaknya kendaraan pemain yang terparkir di luar, massa mendesak agar pintu dibuka. Setelah berhasil masuk, mereka merobohkan pagar pembatas dan menghancurkan seluruh perangkat permainan yang disebut-sebut milik pengusaha asal Medan. Massa kemudian membubarkan diri secara tertib.
Polres Asahan melalui Polsek Kota Kisaran bergerak cepat merespons laporan masyarakat. Kabag Ops AKP Fiktor Gultom bersama Kapolsek Kota Kisaran IPTU Syamsul Bahri, SH, dan personel langsung menuju lokasi sekitar pukul 14.30 WIB. Di Jalan Diponegoro, petugas menemukan meja ketangkasan dalam kondisi pecah di tepi jalan dan beberapa lainnya rusak di dalam ruko. Setelah menerima informasi bahwa massa telah bergeser ke Jalan Kartini, petugas melakukan koordinasi untuk pengamanan lanjutan dan memastikan situasi tetap kondusif.

Kapolres Asahan, AKBP Revi Nurvelani, S.H., S.I.K., M.H., di laman media sosial milik Polres Asahan membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan penyelidikan terhadap aktivitas di lokasi yang diduga menjadi tempat permainan ketangkasan. “Polres Asahan berkomitmen untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Kami juga mengimbau warga agar tidak main hakim sendiri dan menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada pihak kepolisian,” tegas AKBP Revi.
Pantauan wartawan menunjukkan bahwa kedua lokasi kini dalam pengawasan personel Polsek Kota Kisaran serta Polres Asahan yang terus melakukan pemantauan di lapangan. Situasi dilaporkan sudah kondusif.
Salah seorang peserta aksi menyampaikan bahwa gerakan ini murni spontanitas dari kelompok pengajian yang sudah lama merasa resah. “Kami hanya ingin tempat-tempat seperti ini tidak lagi beroperasi di Kisaran. Terlalu banyak dampak buruknya,” ujarnya kepada wartawan mediadialognews.com dan dialogberita.com ( HN – Red)











